havea Nias Barat pendahuluan

Untuk membantu para petani penerima bibit karet okulasi masyarakat Nias Barat.

teknik pembuatan polibag

polibag yang ditanamin karet.

teknik okulasi

teknikokulasi.

batang bawah

gambar batang bawah

Kamis, 23 Juni 2016

FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI KABUPATEN NIAS BARAT

Rangkaian perubahan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan politik di indonesia telah membentuk kekhasan karakter kemiskinan termasuk di kabupaten nias barat. Oleh karena itu sangatlah penting di pertimbangkan faktor faktor penyebab kemiskinan sebagai landasan awal dalam kebijakan Bupati dan Wakil Bupati nias barat penanganan kemiskinan di kab. nias barat.

Berdasar survei SMERU pada tahun 2004, yang digali menurut orang miskin itu sendiri, faktor - 8faktor penyebab kemiskinan antara lain :

#  Ketidak berdayaan yaitu kelompok fakror yang berada di luar kendali masyrakat miskin seperti, ketersediaan lapangan kerja, tingkat harga, keamanan dan peraturan pemerintahan.

#  Keterkucilan yaitu berkaitan dengan hambatan fisik dan non fisik dalam mengakses kesempatan meningkatkan kesejahtraan, seperti lokasi yang terpencil, buruknya prasarana transportasi, kurangnya akses terhadap pendidikan, kesehatan, irigasi dan air bersih.

#  Kekurangan materi yaitu penyebab kemiskinan yang dominan seperti tidak memiliki rumah, tanah, modal kerja, tingkat upah yang rendah.

#  Kelemahan fisik, yaitu kondisi kesehatan kurang makan dan gizi dan masalah sanitasi.

#  Kerentanan yaitu mencerminkan ketidakstabilan, yang menyebabkan turunnya tingkat kesejahtraan contoh di PHK, pekerjaan tidak tetap, bencana alam atau musibah.

Kemiskinan memberikan dampak negatif kesemua sektor, meningkatnya angka pengaguran menjadi pemicu timbulnya bencana sosial, dan menghambat kemajuan suatu daerah.

Pemberian bantuan tanpa kajian awal, bukanlah penyelesaian masalah.

Fakta bahwa berbagai bantuan yang di berikan tidak sepenuhnya memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap pengetasan kemiskinan. Sudah saatnya di susun kebijakan kebijakan dan program-program yang pro poor, yang sudah di siapkan secara terencana tersinergis dan berkesinambungan.

Oleh sebab itu di perlukan suatu kajian yang mendalam, yang dapat memberikan gambaran solusi yang aplikatif bagi penanganan atau pengentasannya di Kabupaten Nias Barat. YA,AHOWU...

Minggu, 19 Juni 2016

Visi Misi Bupati Nias Barat Khusus Pertanian




 Salah satu visi misi Bupati  dan wakil Bupati terpilih Nias Barat khususnya pada petani karet adalah pemberian bibit gratis serta pupuk gratis. Menurut salah satu sumber data, hampir 75% masyarakat Nias Barat berpenghasilan karet. Namun selama ini karet yang dikelolah oleh masyarakat kebanyakan  karet alami atau sering disebut karet hutan, dimana penanaman yang tidak teratur dan tidak terawat serta berproduksi rendah.

Selama ini karet okulasi di Pulau Nias, khususnya di Nias Barat ketergantungan pada bibit dari luar pulau Nias, dengan biaya yang sangat mahal.  Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah Nias Barat harus dapat memproduksi bibit sendiri tanpa ketergantungan dari luar dengan membuka pusat-pusat pembibitan karet okulasi. walaupun selama ini pernah ada, pusat pembibitan di Nias Barat namun tidak ada tindak lanjut dari pemerintahan sebelumnya.

Maka dengan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih saat ini, masyarakat sangat merespon dan mengharapkan program visi Misi tersebut dapat terlaksana. Semoga...!


P E R S I A P A N  LAHAN T A N A M.


Sebelum membuka areal, maka perlu direncanakan progam yang disesuaikan dengan pembibitan, pada musim kemarau diadakan persiapan lahan, mulai dari survei sampai pembakaran dan penanaman. Semuanya itu saling berhubungan untuk suksesnya program yang diinginkan. Selain itu faktor tenaga kerja juga memegang peranan penting didalamnya, apalagi pada lahan yang berskala luas.

1.      A. SURVEI

Dikerjakaan selama 1 bulan, atau menurut besar kecilnya lahan yang ditanami. Yang dilakukan adalah membuat rintisan selebar 1,5-2 meter dengan membabat vegetasi semak yang berada pada jalur menurut arah utara-selatan dan timur-barat dengan membawa alat ukur.

1.      B. TEBAS

Pekerjaan tebas adalah membersihkan lahan dari semak belukar dan memotong kayu kecil yang berdiameter 12 cm kebawah. Pekerjaan menebas ini bermaksud untuk mendahului kerja menebang pohon serta memperoleh bahan bakar yang diperlukan pada saat pembakaran.

1.      C. TUMBANG

Pekerjaan ini dilakukan setelah penebasan selesai. Tinggi tunggul pohon diusahakan serapat mungkin ketanah. Penebangan pohon pada areal berbukit dimulai dari lembah ke arah puncak






1.      D. PEMBAKARAN I

Pembekaran I dilakukan setelah 2-2,5 bulan di tebang. Jika dilakukan lebih dari 3 bulan, maka sulit terbakar karena kayu dan daun sudah mulai lembab dan busuk, selain itu semak sudah mulai tumbuh kembali.

1.      E. MENUMPUK/ MEMBAKAR II
Sisa kayu yang tidak terbakar pada pembakaran I dipotong lalu dikumpulkan dan dibakar.

1.      F. PENANAMAN L C C (leguiminoseae Cover Crop)

Sesudah tanah terbakar ketika pembakaran kayu, maka timbullah kerusakan pada lapisan tanah top soil baik fisik, kimia maupun biologi tanah, disamping itu tejadi pengikisan oleh air pada tanah-tanah yang gundul. Untuk mencegah hal itu perlu segera ditanami dengan tanaman penutup tanah berupa kacang-kacangan (Contresema pubescens).

 
Survey lahan pusat pembibitan (Nursery) Nias barat thn 2012

Kamis, 16 Juni 2016

SUMBER BATANG ATAS (entres)

H. ENTRES

Entres atau mata okulasi merupakan sumber bahan tanaman yang penting dan menentukan potensi produksi kebun.
1.      Pemilihan lokasi

Lokasi kebun entres harus memenuhi syarat :
1.      Lokasi bebas dari sumber penyakit
2.      Topografi serata mungkin
3.      Dekat dengan jalan
4.      Dekat dengan sumber air
5.      Mudah diawasi/ dicapai
6.      Bebas dari gangguan alam (banjir, longsor)
8.       

 
Gambar kebun entres





1.      L u a s

Luas kebun entres di sesuaikan dengan rencana, penanaman tiap tahunnya. Untuk menghitung luas kebun entres yang diperlukan, maka dilakukan dengan cara :
1.          Kebun entres dengan jarak 1x1m, maka tanaman memerlukan tanah seluas 1m 2
2.          Untuk penanaman 1 Ha dibutuhkan 843 mata okulasi (menimal 80% pembibitan dapat diokulasi)
3.          Kebun entres umur 1 tahun menghasilkan hasil okulasi 1,2 meter/ dengan jumlah mata 15 per meter, maka ada 22 mata
4.          Jadi untuk 1Ha pertanaman membutuhkan entres sebanyak 47 meter.

a.       Persiapan lahan
Persiapan lahan pada prinsipnya sama dengan persiapan lahan pembibitan.
b.      K l o n
Klon dalam kebun entres harus jelas sumber asal- usulnya dan merupakan klon unggul yang berproduksi tinggi.
c.       Penanaman
Untuk kebun entres dianjurkan jarak tanam 1×1 m, kemudian pada jarak tersebut dipancarkan ajir.
1.      Setelah ajir dipacangkan maka penanaman dilakukan dengan membuat lobang tanam sedalam 3 cangkulan. lubang tanam diperdalam dengan tugal sesuai dengan panjangnya akar tanaman.
2.      Bibit stum dimasukkan dalam lobang yang kemudian ditutup dengan tanah dan dipadatkan.
3.      Jika dipandang perlu diadakan penyiraman.

Setelah penanaman maka dibuat petak kebun entres yang bisa memperlihatkan adanya petak klon, batas klon dan jalan.
  1. Pemeliharaan
1.      Penyiangan
Pada prinsipnya kebun entres harus bersih dan bebas dari gulma. Penyiangan dapat dilakukan dengan manual maupun secara khemis. Pada musim hujan penyiangan secara manual dilakukan 3 minggu sekali, tetapi secara khemis dilakukan 3 bulan sekali. Herbisida disemprotkan setelah pendangiran, biasanya dilakukan pada kebun yang kayunya seyinggi kira-kira 1 meter.
2.     Pemupukan
Sebelum tanam lahan diberi pupuk dasar TSP dengan dosis 250 gr/lobang, selanjutnya:
Tahun I : kies 5 gr, urea 20gr, KCL 10 gr, TSP 10gr
Tahun II : kies 10gr, Urea 30 gr, KCL 15gr, TSP 15gr
Tahun III: —
Pemupukan dilakukan pada saat tanah lembab dan bebas dari gulma.
3.      Pewiwilan
Pewiwilan dilakukan sedemikian rupa supaya tidak tumbuh tunas palsu. Begitu juga setelah kayu entres dipotong, hanya cabang yang dikehendaki saja yang dibiarkan tumbuh.
Pada umumnya pohon yang tumbuh dengan baiktidak akan mengerluarkan tunas samping, tetapi pohon yang kurang sehat biasanya menumbuhkan tunas samping, maka itulah yang perlu dihilangkan.
4.      Hama dan penyakit
Hama dan penyakit pada kebun entres, garis besarnya sama dengan hama dan penyakit dipembibitan demikian juga cara pencegahan/ pemberantasannya.
5.      Pemotongan kayu okulasi
Semua mata baik yang coklat maupun yang hijau dapat dipergunakan untuk okulasi. Pada mata hijau, bisa diambil yang masih ada tangkai daun, atupun yang sudah gugur. Dalam pemotongan kayu okulasi sebaiknya kayu okulasi yang tidak digunakan dipotong juga supaya pertumbuhan kayu okulasi berikutnya bisa seragam. Bekas luka potongan pada pohon diberi obat misalnya TB 129 dan Kolter.
6.      Pengepakan dan pengakutan kayu okulasi
Untuk kayu okulasi yang dipakai pada jarak dekat dapat dibungkus dengan pelapah pisang, sedangkan untuk pengangkutan jarak jauh kayu okulasi harus dikemas baik, dengan cara sebagai berikut :
·         Ø kayu okulasi dipotong 1-1,2 m
·         Ø bekas potongan diberi label klon dengn spidol kemudian dicelup parafin.
·         Ø disusun dalam kotak secara berlapis-lapis dengan memberi bahan pelembab seperti : serbuk gergaji basah, pelepah pisang dan lain sebagainya.
Yang perlu diperhatikan dalam pemotongan kayu okulasi adalah:
Dua minggu sebelum diadakan pemotongan hendaknya tanaman dirantas untuk memancing pertumbuhan tunas.
ü. pemotongan dilakukan pada pagi hari
ü. Disimpan pada tempat yang lembab

ü. Menghindari sinar matahari langsung, supaya tingkat kesadarannya tetap tinggi.

TEKNIK PEMBUATAN BIBIT POLYBAG

G. Pemindahan Ke Polibag

Bibit polibag adalah bibit yang berasal dari stum OMT (okulasi mata tidur) yang di tanam di polibag sebelum ditanam di lapangan. Umumnya bibit polibag di tanam dilapangan setelah mempunyai satu atau dua payng. Keadaan ini dicapai kurang lebih 4 bulan setelah bibit di tanam dipolibag.

Melewati dari umur tersebut biasanya akar sudah banyak yang melilit dalam polibag. Tujuan pembibitan polibag adalah memperoleh pertumbuhan yang seragam dan mengurangi tingkat kematian bibit.

 
Gambar : Bibit di Polybag



  1. 1. Teknik pembuatan bibit polibag
    1. Lokasi harus di pilih di tempat yang rata, dekat dengan sumber air, dekat dengan jalan, dekat dengan lokasi penanaman serta mempunyai topsoil yang baik dan cukup untuk mengisi polibag.
    2. Polibag yang di pergunakan berukuran 45x30cm, tebal 0,2cm dan sebaiknya berwarna hitam
    3. Tanah untuk mengisi polibag, di pergunakan tanah topsoil, yang halus dan tidak mengandung sisa-sisa akar.
    4. Setelah diisi 2/3 bagian,polibag disusun rapi dengan dua baris dalam parit sedalam 0,5cm tinggi polibag. Kemudian polibag ditimbun tanah supaya polibag tidak mudah roboh
    5. Kemudian bibit di tanam dengan cara menugal tanah dalam polibag sedalam akar bibit yang akan di tanam. Setelah itu bibit dimasukan dan ditimbuni tanah samapi penuh.
  1. 2. Pemeliharaan
Penyiraman di lakukan 1 – 2 kali sehari, pagi dan sore bila tidak ada hujan
Penunasan, harus dilakukan dengan teratur seawal mungkin.
1.         Penyiangan tanaman polibag harus bebas dari rumput – rumputan (Clean weeding)
2.         Mulching pada permukaan polibag untuk mengurangi penguapan
3.         Hama dan penyakit yang kini terdapat pada bibit dalam polibag sama dengan pemberantasan pada pembibitan
  1. 3. Pemupukan
Umur
UREA
TSP
KCL
KIES
JLH
1 bulan
2,75
4,70
1,63
1,08
10,16
2 bulan
4,30
7,30
2,60
1,70
15,90
3 bulan
4,48
9,30
3,27
2,15
20,20
4 bulan
4,48
9,30
3,27
2,15
20,20
Dosis perpohon (dalam gram)

 Cara Pemberian :
1.    Pupuk di campur rata dan di taburkan di sekitar pohon atau pangkal batang dalam polibag yang terlebih dahulu di gemburkan.

2.    Segera setelah pemupukan, penyiraman di lakukan jika tidak ada hujan

TEKNIK OKULASI KARET

 F. OKULASI
Okulasi adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan penempelan mata tunas dari tanaman batang atas ketanaman batang bawah keduanya bersifat unggul. Dengan demikian terjadi pegabungan sifat-sifat yang baik dari kedua tanaman dan dalam waktu yang relatif pendek memperlihatkan pertumbuhan yang seragam.
Tujuan membat bibit okulasi agar prokduksi bisa lebih tinggi, karena mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Pertumbuhan tanaman seragam
2.      Umur berproduksi sangat cepat (4-5 tahun)
3.      Jumlah lateks (getah) yang di hasilkan banyak ,( Produksi tahun 1 1200-1700 kg /ha/tahun) atau 100-200 gr per pohon.
Beberapa klon yang di anjurkan untuk karet rakyat di sumatera utara adalah : GT 1, AVROS 2037, PR-300, PR-261, RRIM 712, BPM-24.

TEKNIK OKULASI


·         Waktu Okulasi
1.      Awal musim hujan
  1. Bila musim kemarau, pembibitan harus di siram
  2. Waktu okulasi yang baik jam 7.00 – 11.00 dan jam 14.00 – 17.00
·         Alat dan bahan persiapan okulasi
  1. Pisau okulasi yang baik dan tajam

 
Gambar : Cara Okulasi

1.      Kain lap yang bersih2.      Plastik pembalut okulasi selebar 2 cm dan panjangnya 40 cm
2.      Kayu entres


·         Tahapan Okulasi
1.      1. Membuat Jendele Okulasi
·         Bersihkan batang bawah dengan kain lap
·         Buat jendela okulasi dengan menorehkan pisau okulasi setinggi 4-5cm dari pangkal bata batang
·         Ukuran jendela 2×4 cm atau 1/3lilit batang
·         Untuk okulasi bertangkai, jendela dibuat 2 buah, 3 torehan
·         Sebelum bibir jendela dibuka, latek yang keluar dilap dengan kain yang bersih
·         Agar okulasi berjalan cepat, torehan dibuat sebanyak mungkin sebelum jendela okulasi dibuka
  1. 2. Mengambil Mata Okulasi/ Mengiris Perisai
·         Mata okulasi di ambil dari kayu yang sehat, segar dan kulitnya mudah terkulupas, berupa mata sisik dan mata daun
·         Mata di ambil bersama dengan kulit batang, lapisan kayu dibawah mat diikutkan sedikit.
·         Ukuran sayatan sedikit lebih kecil dari ukuran jendela
·         Cara melepaskan perisai, kayu di tarik pelan – pelan hingga mata tetap menempel pada kulit.
·         Perisai okulasi harus bersih
·         Lapisan kambium tidak boleh kena tangan atau kotoran
·         Harus cepat di tempelkan pada jendela
·         Tanda mata daun dan mata sisik terletak jauh dari bekas kaki daun yang telah gugur

1.      3. Menempel Mata Okulasi (Perisai) Dan Membalut
·         Buka jendela dengan pisau okulasi dari atas ke bawah
·         Tempelkan perisai di belakang jendela, jepit dengan ujung ibu jari agar tidak bergeser-geser
·         Bila perisai terlau kecil, usahakan agar tepi perisai bagian atas dan dalam satu sisinya berhimpit dengan tepi jendela.
·         Balut dengan tali plastik selebar 1,5-2 cm, tebal 0,05-0,06 cm dan panjangnya tergantung besar batang bibit / batang bawah.
·         Penbalutan dimulai dari atas kebawah.

1.      4. Pemeriksaan Hasil Okulasi
·         dilakukan setelah 2-3 minggu setelah okulasi dilaksanakan.
·         pembalut dibuka, gores sedikit tempelan okulasi
·         bila masih hijau berarti okulasi masih hidup, tetapi bila warna coklat maka okulasi gagal.
·         bila okulasi gagal maka tali plastik pembalut diikt pada batang sebagai tanda.
  1. 5. Memotong / Menyerong
·         tujuan agar mata okulasi tumbuh
·         penyerongan dilakukan 15 hari sebelum pendongkelan dan penanaman ke polibag atau lapangan.
·         pennyerongan pada bibit umur 6-8 bulan dilakukan 10-15 cm diatas jendela okulasi sedangkan pada bibit 1-2 tahun.



  1. 6. Pembongkaran (Dengan 3 Cara)
a. Penggalian Lobang
·        10 cm pada sisi pohon digali lobang sedalam 50-60 cm.
·        Untuk stum pendek aka tunggang di potong dengan sabit yang tajam pada kedalaman 60-70 cm,untuk stum tinggi pada kedalaman 80 cm.
·        kemudian bibit ditarik pelan-pelan kearah lobang dan dicabut, akar literal yang masih terikat tanah dipotong
b. Pembuatan parit
·         Sepanjang barisan dibuat parit
·         akar tunggal dipotong dan ditarik pelan-pelan ke arah lobang dan terus dicabut.
c. Untuk stum tinggi
·         Disamping pohon (20 cm) lobang digali.
·         akar tunggal dipotong dengan pahat yang tajam pada kedalaman 80 cm, luka diolesi dengan rootone-F, lobang ditutup kembali.
·         satu minggu setelah pemotongan akar tunggal batang bagian atas setinggi 2,75-3 meter di potong , di usahakan 5 cm diatas karangan mata
·         Setelah karangan mata teratas bengkak, bibit di bongkar untuk si tanam

1.      7. Seleksi Bibit
Bibit yang jelek harus dibuang, ciri-ciri bibit yang jelek adalah :
·         Akar telah di hinggapi penyakit jamur akar putih
·         Akar tunggal be cabang berbentuk garpu berbongol dan kecil
·         Bibit terluka

·         Bibit yang mata okulasinya tidak sempurna