H. ENTRES
Entres atau mata okulasi merupakan sumber bahan tanaman yang
penting dan menentukan potensi produksi kebun.
1.
Pemilihan lokasi
Lokasi kebun entres harus memenuhi syarat :
1.
Lokasi bebas dari sumber penyakit
2.
Topografi serata mungkin
3.
Dekat dengan jalan
4.
Dekat dengan sumber air
5.
Mudah diawasi/ dicapai
6.
Bebas dari gangguan alam (banjir,
longsor)
8.
1.
L u a s
Luas kebun entres di sesuaikan dengan rencana, penanaman
tiap tahunnya. Untuk menghitung luas kebun entres yang diperlukan, maka
dilakukan dengan cara :
1.
Kebun entres dengan jarak 1x1m, maka
tanaman memerlukan tanah seluas 1m 2
2.
Untuk penanaman 1 Ha dibutuhkan 843
mata okulasi (menimal 80% pembibitan dapat diokulasi)
3.
Kebun entres umur 1 tahun
menghasilkan hasil okulasi 1,2 meter/ dengan jumlah mata 15 per meter, maka ada
22 mata
4.
Jadi untuk 1Ha pertanaman
membutuhkan entres sebanyak 47 meter.
a.
Persiapan lahan
Persiapan
lahan pada prinsipnya sama dengan persiapan lahan pembibitan.
b.
K l o n
Klon dalam kebun entres harus jelas sumber asal- usulnya dan
merupakan klon unggul yang berproduksi tinggi.
c.
Penanaman
Untuk kebun entres dianjurkan jarak tanam 1×1 m, kemudian
pada jarak tersebut dipancarkan ajir.
1.
Setelah ajir dipacangkan maka
penanaman dilakukan dengan membuat lobang tanam sedalam 3 cangkulan. lubang
tanam diperdalam dengan tugal sesuai dengan panjangnya akar tanaman.
2.
Bibit stum dimasukkan dalam lobang
yang kemudian ditutup dengan tanah dan dipadatkan.
3.
Jika dipandang perlu diadakan
penyiraman.
Setelah
penanaman maka dibuat petak kebun entres yang bisa memperlihatkan adanya petak
klon, batas klon dan jalan.
- Pemeliharaan
1.
Penyiangan
Pada prinsipnya kebun entres harus bersih dan bebas dari
gulma. Penyiangan dapat dilakukan dengan manual maupun secara khemis. Pada
musim hujan penyiangan secara manual dilakukan 3 minggu sekali, tetapi secara
khemis dilakukan 3 bulan sekali. Herbisida disemprotkan setelah pendangiran,
biasanya dilakukan pada kebun yang kayunya seyinggi kira-kira 1 meter.
2.
Pemupukan
Sebelum
tanam lahan diberi pupuk dasar TSP dengan dosis 250 gr/lobang, selanjutnya:
Tahun I :
kies 5 gr, urea 20gr, KCL 10 gr, TSP 10gr
Tahun II :
kies 10gr, Urea 30 gr, KCL 15gr, TSP 15gr
Tahun III:
—
Pemupukan
dilakukan pada saat tanah lembab dan bebas dari gulma.
3.
Pewiwilan
Pewiwilan
dilakukan sedemikian rupa supaya tidak tumbuh tunas palsu. Begitu juga setelah
kayu entres dipotong, hanya cabang yang dikehendaki saja yang dibiarkan tumbuh.
Pada umumnya pohon yang tumbuh dengan baiktidak akan
mengerluarkan tunas samping, tetapi pohon yang kurang sehat biasanya
menumbuhkan tunas samping, maka itulah yang perlu dihilangkan.
4.
Hama dan penyakit
Hama dan penyakit pada kebun entres, garis besarnya sama
dengan hama dan penyakit dipembibitan demikian juga cara pencegahan/
pemberantasannya.
5.
Pemotongan kayu okulasi
Semua mata baik yang coklat maupun yang hijau dapat
dipergunakan untuk okulasi. Pada mata hijau, bisa diambil yang masih ada
tangkai daun, atupun yang sudah gugur. Dalam pemotongan kayu okulasi sebaiknya
kayu okulasi yang tidak digunakan dipotong juga supaya pertumbuhan kayu okulasi
berikutnya bisa seragam. Bekas luka potongan pada pohon diberi obat misalnya TB
129 dan Kolter.
6.
Pengepakan dan pengakutan kayu
okulasi
Untuk kayu okulasi yang dipakai pada jarak dekat dapat
dibungkus dengan pelapah pisang, sedangkan untuk pengangkutan jarak jauh kayu
okulasi harus dikemas baik, dengan cara sebagai berikut :
·
Ø kayu okulasi dipotong 1-1,2 m
·
Ø bekas potongan diberi label klon
dengn spidol kemudian dicelup parafin.
·
Ø disusun dalam kotak secara
berlapis-lapis dengan memberi bahan pelembab seperti :
serbuk gergaji basah, pelepah pisang dan lain sebagainya.
Yang perlu
diperhatikan dalam pemotongan kayu okulasi adalah:
Dua minggu sebelum diadakan pemotongan hendaknya tanaman
dirantas untuk memancing pertumbuhan tunas.
ü. pemotongan dilakukan pada pagi hari
ü. Disimpan pada tempat yang lembab
ü. Menghindari sinar matahari
langsung, supaya tingkat kesadarannya tetap tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar