Karet merupakan komoditi perkebunan
primadona ekspor. Indonesia bersama dua negara produsen karet alam terbesar
dunia yaitu Thailand dan Malaysia, memberikan kontribusi sebesar 75% terhadap
total produksi karet alam dunia. Khususnya Indonesia memberikan kontribusi
sebesar 26% dari total produksi karet alam dunia. Diproyeksikan hingga tahun
2020 konsumsi karet alam dunia akan terus mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 2,6 % per tahun (Balitbangtan, 2005).
Usaha-usaha yang dapat ditempuh
untuk meningkatkan produktivitas tanaman di antanya adalah penggunaan bahan
tanam unggul dan penerapan sistem eksploitasi yang tepat. Selain kedua faktor
tersebut, faktor lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas
adalah pemeliharaan tanaman baik pada fase betum menghasilkan (TBM) maupun fase
menghasilkan (TM).
Produktivitas tanaman karet sangat
ditentukan oleh kapasitas produksi tanaman dan hamparan, sedangkan kapasitas
produksi secara langsung dipengaruhi oleh tingkat pemeliharaan tanaman. Oleh
sebab itu, pemeliharaan memegang peranan penting dalam peningkatan
produktivitas tanaman. Seperti halnya tanaman perkebunan pada umumnya, tanaman
karet memerlukan tindakan pemeliharaan secara agronomis untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman karet yang tidak dipelihara dengan
baik akan menghasilkan tanaman karet yang heterogen sehingga produktivitas
areal menjadi rendah. Di samping itu, tanaman juga mengalami hambatan
pertumbuhan dan perkembangan sehingga matang sadap dicapai dalam waktu yang
lebih lama. Pemeliharaan tanaman yang baik hendaknya dilakukan sejak pertama kali
tanaman dipindah ke lapangan.
Secara garis besar tindakan
pemeliharaan terbagi dalam tiga kategori yaitu : pemupukan, pengendalian gulma,
dan pengendalian hama-penyakit. Selain tindakan-tindakan tersebut, beberapa
tindakan pemeliharaan yang spesifik berdasarkan fase tumbuh tanaman merupakan
hal yang mutlak diperlukan untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yang optimal. Dalam makalah ini disajikan tindakan-tindakan pemeliharaan
tanaman karet secara konprehensif yang terbagi dalam dua fase tanaman yaitu
tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) yang disertai
teknologi-teknologi terkini mengenai pemeliharaan tanaman karet.
Pemeliharaan tanaman karet pada fase
TBM dititikberatkan pada upaya mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman
terutama lilit batang untuk mempercepat teracapainya matang sadap serta
menyeragamkan pertumbuhan tanaman. Tindakan pemeliharaan pada fase ini memberi
dampak secara terus-menerus selama siklus ekonomi tanaman. Tindakan
pemeliharaan tanaman TBM meliputi: 1). Penyisipan/penyulaman, 2). Pemeliharaan
tanaman penutup tanah (LCC/Legume Cover Crops), 3). Penunasan (Pembuangan tunas
palsu), 4. Induksi Percabangan, 5). Pengendalian gulma, 6). Pemupukan, 7), dan
Pengendalian hama-penyakit. Pemeliharaan pada fase TM berkaitan dengan kualitas
dan kuantitas produksi tanaman. Kegiatan pemeliharaan pada fase TM di antaranya
: 1). Manajemen Tajuk, 2). Pengendalian gulma, 3). Pemupukan, dan 4).
Pengendalian hama-penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar