Senin, 13 Juni 2016

Karet Secara Umum




Karet merupakan komoditi perkebunan primadona ekspor. Indonesia bersama dua negara produsen karet alam terbesar dunia yaitu Thailand dan Malaysia, memberikan kontribusi sebesar 75% terhadap total produksi karet alam dunia. Khususnya Indonesia memberikan kontribusi sebesar 26% dari total produksi karet alam dunia. Diproyeksikan hingga tahun 2020 konsumsi karet alam dunia akan terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,6 % per tahun (Balitbangtan, 2005).

Usaha-usaha yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas tanaman di antanya adalah penggunaan bahan tanam unggul dan penerapan sistem eksploitasi yang tepat. Selain kedua faktor tersebut, faktor lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas adalah pemeliharaan tanaman baik pada fase betum menghasilkan (TBM) maupun fase menghasilkan (TM).

Produktivitas tanaman karet sangat ditentukan oleh kapasitas produksi tanaman dan hamparan, sedangkan kapasitas produksi secara langsung dipengaruhi oleh tingkat pemeliharaan tanaman. Oleh sebab itu, pemeliharaan memegang peranan penting dalam peningkatan produktivitas tanaman. Seperti halnya tanaman perkebunan pada umumnya, tanaman karet memerlukan tindakan pemeliharaan secara agronomis untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman karet yang tidak dipelihara dengan baik akan menghasilkan tanaman karet yang heterogen sehingga produktivitas areal menjadi rendah. Di samping itu, tanaman juga mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan sehingga matang sadap dicapai dalam waktu yang lebih lama. Pemeliharaan tanaman yang baik hendaknya dilakukan sejak pertama kali tanaman dipindah ke lapangan.


Secara garis besar tindakan pemeliharaan terbagi dalam tiga kategori yaitu : pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian hama-penyakit. Selain tindakan-tindakan tersebut, beberapa tindakan pemeliharaan yang spesifik berdasarkan fase tumbuh tanaman merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal. Dalam makalah ini disajikan tindakan-tindakan pemeliharaan tanaman karet secara konprehensif yang terbagi dalam dua fase tanaman yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) yang disertai teknologi-teknologi terkini mengenai pemeliharaan tanaman karet.


Pemeliharaan tanaman karet pada fase TBM dititikberatkan pada upaya mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman terutama lilit batang untuk mempercepat teracapainya matang sadap serta menyeragamkan pertumbuhan tanaman. Tindakan pemeliharaan pada fase ini memberi dampak secara terus-menerus selama siklus ekonomi tanaman. Tindakan pemeliharaan tanaman TBM meliputi: 1). Penyisipan/penyulaman, 2). Pemeliharaan tanaman penutup tanah (LCC/Legume Cover Crops), 3). Penunasan (Pembuangan tunas palsu), 4. Induksi Percabangan, 5). Pengendalian gulma, 6). Pemupukan, 7), dan Pengendalian hama-penyakit. Pemeliharaan pada fase TM berkaitan dengan kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Kegiatan pemeliharaan pada fase TM di antaranya : 1). Manajemen Tajuk, 2). Pengendalian gulma, 3). Pemupukan, dan 4). Pengendalian hama-penyakit.

0 komentar:

Posting Komentar