II. P E M B I B I T A N
- A. PEMILIHAN LAHAN PEMBIBITAN
Untuk menentukan lahan pembibitan yang baik, perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1.
Toprografi rata dengan
kemiringanyang tidak terlalu tajam.
2.
Tanah subur dan gembur.
3.
Areal diusahakan dekat dengan sumber
air.
4.
Areal yang bebas dengan serangan
penyakit akar.
- B. PERSIAPAN LAHAN PEMBIBITAN
Lahan pembibitan harus dari semua lahan yang mengganggu
pertumbuhan tanaman maupun sumber penyakit karet, langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1.
Menumbang pohon/ sisa pohon sampai
ke akar
2.
Membongkar semak belukar
3.
Setelah di bongkar bahan-bahan
tersebut di kumpulkan pada suatu tempat
4.
Batu –batu yang berserakan di buang
C. PENGOLAHAN LAHAN PEMBIBITAN
Tujuan pengolahan lahan pada lahan pembibitan adalah
menyuburkan tanaman dan menumpas populasi gulma atas dasar tujuan tersebut,
maka langkah –langkah yang di lakukan adalah : sebagai berikut :
1.
Lahan di cangkul di gemburkan lalu
di ratakan
2.
Buatlah bedengan selebar 1 m dan
panjang menurut kebutuhan
3.
Jarak antar bedengan 40 – 50 cm
jarak ini berfungsi sebagai parit sekaligus jalan untuk mengokulasi
D. PENANAMAN KECAMBAH
·
Jarak tanam 40 x 50 cm
·
Sebelum kecambah di tanam maka perlu
di buat lobang di sisi ajir 3 – 5cm sesuai dengan panjang akar kecambah.
·
Kecambah dimasukkan kedalam lobang
dengan hati-hati sedalam kurang lebih 1 cm dari permukaan tanah, dijaga supaya
akar dan calon/bakal batang tidak rusak, kemudian ditutup dengan tanah yang
gembur, sampai kulit biji tidak nampak.
- E. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan
pembibitan meliputi :
1.
Penyiraman
·
Penyiraman dilakukan jika 3 hari
setelah penanaman tidak ada hujan
o
Penyiraman hanya dilakukan pada
permulaan tanam sampai bibit berumur 15 hari. Setelah itu tidak perlu
penyiraman lagi karena sudah cukup kuat.
2.
Penyulaman
Setelah bibit tumbuh dan membentuk daun yang pertama maka
ajir segera dicabut, kecuali pada tanaman yang mati / rusak untuk memberi tanda
penyulaman.
Bibit yang mati maupun rusak karena hama atau penyakit
segera disulam. Penyulaman dilaksanakan pada permulaan tanam sampai bibit
berumur satu bulan. Lebih dari umur tersebut tidak dibenarkan untuk menyulam,
karena bibit akan heterogen ( tidak seragam).
3.
Penyiangan
Supaya bibit tumbuh dengan baik, maka pembibitan harus
selalu bersih yakni bebas dari segala macam gulma. Penyiangan dilakukan sebelum
diadakan pemupukan.
4.
Pemupukan
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditabur atau
dibenamkan diantara barisan tanaman. Waktu pemupkan diusahakan agar pembibitan
dalam keadaan bersih dan tanah cukup lembab ( 1 hari sesuadah hujan )
Dosis pemupukan dipembibitan adalah
sebagai berikut :
Umur
|
Urea
|
TSP
|
KCL
|
kieserit
|
Jumlah
|
1
bulan
|
1,37
|
2,34
|
0,82
|
0,55
|
5,08
|
2
bulan
|
2,75
|
4,70
|
1,60
|
1,08
|
10,16
|
3
bulan
|
2,75
|
4,70
|
1,60
|
1,08
|
10,16
|
4
bulan
|
4,30
|
7,30
|
2,63
|
1,70
|
15,90
|
5
bulan
|
4,30
|
7,30
|
2,63
|
1,70
|
15,90
|
6
bulan
|
4,30
|
7,30
|
2,63
|
1,70
|
15,90
|
Dosis perpohon (dalam Gram)
5.
Mulching
Mulching dilakukan bila keadaan pebibitan kering terutama
pada musim kemarau. Hal ini dilakukan pada permulaan pembibitan sampai umur
kurang lebih 3 bulan, sehingga pupuk mudah diserap oleh tanaman dan kelembaban
tetap tinggi. Pemberian mulching jangan sampai mengenai pangkal batang agar
bibit tidak mudah busuk. Mulsa yang dipakai hendaknya dari jerami yang kering
dan bebas dari biji-bijian serta penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar